SEMARANG – 29-30 Oktober 2024, bertempat di Hotel Arrus Semarang, telah berlangsung Focus Group Discussion (FGD) tentang implementasi kerjasama Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) angkatan VI. Acara ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah daerah, LLDIKTI 6, serta berbagai narasumber yang membahas strategi kolaborasi dalam bidang pendidikan dan pelayanan publik. Salah satu fokus utama acara ini adalah peran Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) dalam memperkuat sinergi antar daerah.
Perwakilan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga menguraikan regulasi kerjasama antar daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2020, yang menekankan prinsip efisiensi, saling menguntungkan, dan mendukung pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Kerjasama Salatiga dengan Kota Muhyoung, Korea Selatan, sebagai sister city, turut menjadi contoh. Kerjasama ini, membuka kesempatan bagi para siswa SMA asal Salatiga untuk menempuh pendidikan di Korea dengan beasiswa penuh selama tiga tahun.
Dari sisi ekonomi kreatif, Komite Ekonomi Kreatif Jawa Tengah selaku narasumber kedua pada kegiatan ini menjelaskan pentingnya dokumen Naskah Kerja Sama (NKS) untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi semacam ini diharapkan dapat memperkuat jaringan, menghadapi tantangan kompleks, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Kendala utama seperti perbedaan visi dan kurangnya komitmen perlu diatasi untuk keberhasilan NKS.
Narasumber dari BNN Jawa Tengah memperkenalkan program KKN Tematik Bersinar yang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan kompetensi di bidang pencegahan narkoba. Dalam program ini, mahasiswa bertindak sebagai penyuluh, konsultan, dan fasilitator di wilayah rawan. BNN menyediakan pembekalan kepada mahasiswa dan didampingi oleh dosen serta mentor dari BNN sepanjang pelaksanaan KKN. Program ini diharapkan mampu mengurangi tingkat penyalahgunaan narkoba di daerah-daerah yang menjadi lokasi KKN.
Selain itu, BPBD Jawa Tengah memaparkan pentingnya penguatan Desa Tangguh Bencana, yakni desa yang mampu mengenali risiko dan mengelola sumber daya untuk memitigasi ancaman bencana. Dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga lembaga pendidikan, diharapkan dapat mempercepat terbentuknya desa yang lebih tangguh dalam menghadapi bencana.
Pada akhir diskusi, perwakilan Pemda Tegal dan beberapa daerah lainnya memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan acara ini. Mereka berharap agar sinergi antara pemerintah daerah, LLDIKTI, dan perguruan tinggi dapat segera diwujudkan dalam bentuk program-program nyata yang mendukung pengembangan pendidikan, pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan layanan publik di wilayah masing-masing.
(Foto dan Berita : Humas LLDIKTI 6)