SOLO – Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), berkolaborasi antara mahasiswa Prodi Kedokteran Gigi dengan Farmasi UMS, dan berhasil memasarkan produk “THUMBY” yang menjangkau 12 provinsi di Indonesia.
THUMBY merupakan produk anti hisap jari yang berbahan alami dari ekstrak daun sirih merah yang memiliki rasa pahit yang getir sehingga dapat mengatasi kebiasaan menghisap ibu jari pada anak.
Inovasi produk anti hisap jari THUMBY merupakan hasil kolaborasi yang beranggotakan Nuril Fatina Shodiqo Rosdini, Lutfiana Deka Sasabilla, dan Rizka Dwi Amalia, serta dosen pendamping drg., Ikmal Hafizi, MDSc., Sp. Ort.
Penggunaan ekstrak daun sirih merah dalam produk THUMBY bertujuan untuk memberikan rasa pahit dan getir dari kandungan flavonoid, sehingga anak-anak tidak menyukainya
Ketua Tim PKM-K THUMBY, Nuril Fatina Shodiqo Rosdini menyampaikan, berdasarkan ilmu kedokteran gigi, ada banyak kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi struktur gigi seseorang, salah satunya yang terjadi pada anak-anak adalah kebiasaan menghisap ibu jari. Menghisap ibu jari dapat dikatakan normal untuk usia anak kurang dari empat tahun. Namun, apabila kebiasaan tersebut terjadi pada anak berusia lebih dari empat tahun dikhawatirkan akan mempengaruhi struktur gigi anak, seperti gigi maloklusi.
Salah satu solusi untuk mengatasi kebiasaan menghisap ibu jari adalah diberikan perasa pahit pada tangan anak. Hal ini yang mendasari mahasiswa UMS berhasil membuat produk anti hisap jari dalam bentuk spray.
“Sejauh ini, produk THUMBY telah teruji melalui uji organoleptis dan uji PH di Laboratorium Fakultas Farmasi UMS,” papar Nuril Fatina Shodiqo Rosdini, Jum’at (27/10).
Saat ini, produk THUMBY telah terjual 144 produk dan menjangkau 12 provinsi di Indonesia.
“Produk THUMBY dikemas dalam bentuk spray, ada botol spray tanpa gantungan dan botol spray dengan gantungan agar memudahkan konsumen dalam pengaplikasiannya dan penyimpanan,” tambah Ketua Tim PKM-K UMS itu.
Tim berharap produk THUMBY dapat menjangkau lebih luas lagi di seluruh provinsi Indonesia untuk mengatasi kebiasaan buruk mengisap ibu jari pada anak sehingga anak terbebas dari gigi maloklusi.
(Sumber : Maysali/Humas_UMS)