Previous slide
Next slide

LLDIKTI VI Dorong Perguruan Tinggi Implementasikan MBKM secara Mandiri

SUKOHARJO – Selasa, 22 Oktober 2024 LLDIKTI Wilayah VI menyelenggarakan “Rapat Koordinasi Penanggungjawab MBKM Perguruan Tinggi di Lingkungan LLDIKTI Wilayah VI Tahun 2024”. Hotel Grand Mercure Solo Baru, Sukoharjo kembali dipilih menjadi tempat terselenggaranya rapat koordinasi. Dengan menggandeng 3 (tiga) narasumber, rakor ini membahas seputar MBKM, Penanggulangan Resiko Bencana melalui KKN, dan penyuluhan anti narkoba.

Acara ini dibuka dengan sambutan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI, Bhimo Widyo Andoko. Bhimo berharap acara ini berhasil mengumpulkan saran dari PTS untuk MBKM ke depannya.

Materi pertama dibawakan oleh Dr. Eng. Niki Prastomo. Dalam diskusinya, dosen yang akrab dipanggil Niki membahas tentang Outcome Based Education (OBE) yang berfokus tidak hanya pada apa yang diajarkan oleh dosen, namun juga apa yang dipelajari oleh mahasiswa. Selain itu, beliau juga memaparkan beberapa aspek penting terkait OBE, termasuk kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan pengembangan kemandirian perguruan tinggi. Aspek ini mencakup strategi perguruan tinggi, kepemimpinan dosen, pendanaan, serta inovasi berkelanjutan dalam pembelajaran. Selain itu, hasil survei menunjukkan partisipasi 211 perguruan tinggi dan 863 program studi dalam pelaksanaan MBKM mandiri pada tahun 2024. Dalam paparannya, Niki menekankan bahwa setiap pihak harus bersinergi dalam melangkah maju menuju kampus merdeka mandiri serta SDM unggul.

Demi menunjang kebermanfaatan MBKM disinilah materi kedua yaitu “Pengurangan Resiko Bencana Melalui KKN Tematik Kebencanaan (Pengembangan Destana)” disampaikan oleh Muhammad Farhan. Pada kesempatannya, ia menjelaskan bahwa pada dasarnya setiap bencana yang terjadi memiliki detail dan pencegahannya masing-masing. Dengan konsep DESTANA (Desa Tangguh Bencana) Farhan menuturkan bahwa DESTANA ini dapat dicapai dengan adanya bantuan KKN dari pihak mahasiswa dan pendidikan tinggi yang membantu pengkajian data pada desa rawan bencana. Mulai dari Menyusun Peta Resiko, 10 Langkah Siap Selamat, mengenali karakter bencana yang sudah pernah terjadi sebelumnya. A1danya Mahasiswa KKN maka diharapkan akan semakin banyak Desa Tangguh Bencana (DESTANA) yang memiliki pemahaman yang lebih mumpuni tentang bencana yang bisa saja terjadi di sekitar mereka. Berhubungan dengan kegiatan utama yaitu KKN Tematik Bersinar dan Magang Bersinar, BNN meluncurkan program Akademi Bersinar (Bersih dari Narkoba). Reza Aditya, S.Pd., M.A., menjelaskan bahwa mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini akan berperan sebagai penggiat P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba) dengan berbagai tugas, seperti menjadi penyuluh, konsultan, penggalang laporan masyarakat, hingga fasilitator. Kegiatan evaluasi akan dilakukan secara mingguan oleh mentor dari BNNP Jawa Tengah dan dosen pendamping. Pada minggu pertama, mahasiswa akan menerima pembekalan, melakukan orientasi ke Kelurahan Bersinar, serta merancang kegiatan tim. Di minggu kedua, mereka akan melaksanakan praktik langsung, mulai dari penyuluhan, pendampingan pecandu, penggalangan laporan masyarakat, hingga memfasilitasi kegiatan P4GN.

(Foto dan Berita : Humas LLDIKTI VI)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram