Semarang (04/07) – Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah pendidikan tinggi Indonesia sebagai perguruan tinggi terbaik di bidang inovasi. Pada pemeringkatan di tahun 2024 ini, Udinus menjadi kampus terbaik peringkat tiga dengan inovasinya berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh Scimago Institutions Rankings (SIR) 2024.
Selama periode 2023-2024, Udinus berhasil menciptakan lebih dari puluhan inovasi yang berasal dari kolaborasi antara mahasiswa dan dosen. Di antara inovasi yang dikenal masyarakat adalah Becak Listrik Kampus Udinus (Becik-KU), Robot Catur Kampus Udinus (Roca-KU), Robot Gamelan Sekar Nuswantoro, dan Gamelan Metaverse, E-Gamelanku. Serta inovasi terbarunya yaitu AR/VR Budhara, dan VR Museum. Setiap inovasi ini tidak hanya memperkaya kreativitas kampus, tetapi juga menawarkan solusi konkret terhadap tantangan yang dihadapi masyarakat.
Rektor Udinus, Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom., dengan bangga menyampaikan bahwa prestasi ini merupakan hasil dari kerja keras seluruh civitas academica Udinus. Khususnya dalam upaya mewujudkan inovasi yang berkualitas. “Pencapaian sebagai kampus peringkat tiga terbaik di SIR 2024 menegaskan posisi Udinus sebagai perguruan tinggi dengan inovasi terbaik ketiga se-Indonesia,” ujarnya.
Rektor Udinus pun menyatakan harapannya bahwa peringkat ini akan menjadi motivasi baru. Untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Indonesia. “Kami berharap Udinus dapat terus berperan aktif dengan menghasilkan inovasi-inovasi yang berdampak positif bagi masyarakat luas,” tambahnya.
Lewat pencapaian ini, Udinus juga menduduki peringkat pertama di Jawa Tengah sebagai Perguruan Tinggi dengan inovasi terbaik.
Scimago Institutions Rankings adalah lembaga pemeringkatan akademik dan penelitian berdasarkan tiga indikator berbeda. Ketiga indikator tersebut, yakni kinerja penelitian, hasil inovasi, serta dampak sosial melalui visibilitas website. Untuk pemeringkatan SIR edisi 2024, faktor sosial telah dimodifikasi dengan memasukkan beberapa indikator baru yang mencerminkan dampak sosial secara lebih spesifik.
Di antaranya, generasi pengetahuan baru berkaitan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan PBB, serta partisipasi perempuan dalam penelitian dan penggunaan hasilnya dalam pembuatan atau penyempurnaan kebijakan publik.
(Berita dan foto : Humas Universitas Dian Nuswantoro)