SOLO – Kelompok kolaborasi dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) membentuk tim pengabdian masyarakat DRTPM, yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melalui inovasi dan pendekatan modern.
Untuk mencapainya, Tim DRTPM UMS itu mencanangkan program inovatif mini workshop di Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, pada Selasa (29/8). Program tersebut bertujuan untuk mengenalkan konsep Sains, Teknologi, Teknik, Seni, dan Matematika (STEAM) kepada para pendidik PAUD, juga memberikan wawasan dan alat untuk mengintegrasikan pendekatan yang inovatif itu ke dalam pembelajaran sehari-hari.
Serangakaian agenda dirancang oleh dosen dan mahasiswa dalam mewujudkan mini workshop yang efektif dan solutif. Dimulai dengan pengenalan mengenai konsep STEAM untuk menciptakan kerangka pembelajaran yang holistik, sehingga para penerus bangsa dapat berpikir kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah.
Tim DRTPM UMS yang diketuai, Farid Rahman (Fisoterapi), serta anggota Tiara Fatmarizka (Fisioterapi), dan Qonitah Faizatul Fitriyah (PG PAUD) telah melakukan pengabdiannya dengan lancar. Setelah dilakukannya pengenalan mengenai konsep STEAM, Farid Rahman menjelaskan bahwa kegiatan selanjutnya adalah workshop interaktif.
“Mereka akan belajar bagaimana mengubah ide-ide abstrak menjadi pengalaman belajar yang nyata dan menarik bagi para siswa mereka. Workshop ini juga akan menjadi panggung bagi para pendidik untuk saling berkolaborasi dan berbagi ide,” terang Farid pada Selasa, (5/9).
Workshop interaktif tersebut juga mengajak para pendidik PAUD untuk kreatif dan melihat peluang untuk mengintegrasikan STEAM dalam berbagai aspek kurikulum, mulai dari matematika hingga seni dan aktivitas fisik.
Tim DRTPM UMS 2023 juga mengakui kalau setiap lingkungan pembelajaran memiliki berbagai macam dinamika yang unik.
“Oleh karena itu, sesi ini diarahkan untuk menggali berbagai studi kasus dari para peserta, mulai dari pengalaman sukses hingga tantangan yang dihadapi. Dengan berbagi cerita mereka, para pendidik dapat memahami berbagai cara pendekatan STEAM diimplementasikan dalam situasi yang berbeda,” jelas Farid.
Qonitah Faizatul Fitriyah menyatakan bahwa pendidikan berbasis STEAM adalah tonggak penting untuk membentuk anak-anak menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif.
“Program Pendidikan Berbasis STEAM untuk Guru PAUD merupakan tonggak penting dalam perjalanan menuju pendidikan yang lebih inovatif dan berorientasi pada kreativitas bagi anak-anak usia dini,” ungkap Qonitah.
Selain memberikan pemahaman mengenai konsep STEAM, kolaborasi antara dosen dan mahasiswa tersebut juga memberikan pemahaman mengenai “Penerapan Model Stimulus Motorik oleh Kader Posyandu Balita pada Anak Dengan Gangguan Stunting”.
Di akhir sesi workshop tersebut, peserta workshop memamerkan hasil kreativitas mereka dalam menerapkan pendekatan STEAM pembelajaran, dengan dilakukannya pameran hasil karya.
Tim kolaborasi ini berharap bahwa melalui mini workshop ini, para guru PAUD akan terinspirasi dan siap untuk menerapkan pendekatan STEAM dalam menghadirkan pembelajaran yang menarik dan interaktif bagi para siswa mereka.
(Sumber : Maysali/Humas_UMS)