Semarang – Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan menyelenggarakan Dialog Multipihak (Multi Stakeholder Dialogue – MSD) yang diikuti oleh kalangan perguruan tinggi, para mitra, dan calon mitra program MBKM Mandiri di lingkungan Lembaga Layanan Pendirikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Jawa Tengah. Acara tersebut akan didahului dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) MBKM Mandiri selama satu hari. Rangkaian acara akan berlangsung di Semarang pada 29 – 30 Agustus 2023.
Direktur Belmawa, Prof. Dr. Sri Suning Kusumawardani, menyatakan bahwa untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang relevan dengan konteks dan zamannya, diperlukan keterlibatan para pihak di luar perguruan tinggi dalam program MBKM, terutama MBKM Mandiri.
“Kami berterima kasih banyak pihak di luar perguruan tinggi seperti kalangan pemerintahan, bisnis, industri, organisasi kemasyarakatan yang sudah terlibat dalam berbagai bentuknya. Tetapi menimbang jumlah perguruan tinggi dan mahasiswa, kami memerlukan keterlibatan lebih banyak pihak lagi,” kata Sri Suning.
Kegiatan Bimtek diselenggarakan di kantor LLDIKTI Wilayah VI, Jl Pawiyatan Luhur Semarang, dan akan dihadiri oleh 100 peserta dari 50 perguruan tinggi, dengan menghadirkan narasumber para pakar kurikulum dari Belmawa dan Pusat Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). Sedangkan MSD akan diselenggarakan di Universitas Dian Nuswantoro, dihadiri oleh perwakilan dari 20 perguruan tinggi dan sekitar 30 perwakilan dari kategori mitra. Para mitra yang akan hadir antara lain Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Southeast Ministers of Education Organization (Seameo), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB), Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP), PT Telkom, dan Orbit Future Academy.
Kegiatan Bimtek dan MSD ini merupakan bagian dari kegiatan sosialisasi, Bimtek, dan MSD di 16 wilayah LLDIKTI di seluruh Indonesia. Kepala Bidang Kampus Merdeka Mandiri (KMM) pada Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM), Dessy Aliandrina, mengatakan bahwa karena perbedaan kebutuhan di masing-masing wilayah LLDIKTI, maka di sejumlah wilayah diadakan sosialisasi dan bimbingan teknis, sementara di sejumlah wilayah lain diselenggarakan Bimtek dan MSD. “Perbedaan kebutuhan itu bisa terjadi di tingkat LLDIKTI, perguruan tinggi, atau keduanya,” tutur Dessy.
MSD di Semarang adalah yang pertama dari sembilan MSD yang akan diselenggarakan di sembilan LLDIKTI di seluruh Indonesia. Kepala LLDIKTI Wilayah VI, Bhimo Widyo Andoko, S.H., M.H., mengatakan bahwa Bimtek dan MSD di wilayahnya ini merupakan bentuk fasilitasi LLDIKTI Wilayah VI dalam kerangka MBKM. “Kegiatan ini adalah salah satu upaya LLDIKTI Wilayah VI untuk memaksimalkan pelaksanaan program MBKM dengan memperkuat jejaring kerja sama, baik antar-perguruan tinggi maupun antara perguruan tinggi dengan dunia kerja pada umumnya, termasuk dunia industri, di Jawa Tengah,” kata Bhimo.
Sesuai dengan namanya, sosialisasi adalah pengenalan umum mengenai MBKM, khususnya MBKM Mandiri. Dengan mengikuti acara sosialisasi, diharapkan para peserta memahami filosofi, dasar hukum, dan perlunya MBKM Mandiri.
Bimtek ditujukan kepada kalangan perguruan tinggi yang sudah memahami seluk beluk MBKM tetapi masih membutuhkan bimbingan teknis pelaksanaannya. Bimtek berfokus pada bagaimana perguruan tinggi bisa melakukan relaksasi kurikulum dan bagaimana mendesain kurikulum MBKM. Relaksasi kurikulum diperlukan untuk memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi perguruan tinggi untuk mendesain kurikulum yang lebih merdeka dan lebih sesuai dengan konteks setempat.
Sementara itu MSD adalah ajang dialog antara perguruan tinggi dengan pihak di luar perguruan tinggi seperti lembaga pemerintahan, organisasi bisnis (termasuk industri), organisasi sosial dan kemasyarakatan yang berpotensi menjadi mitra bagi perguruan tinggi untuk menyelenggarakan MBKM Mandiri.
“Salah satu hal terpenting dalam MBKM adalah memberi hak kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studinya. Dalam konteks itulah perguruan tinggi memerlukan banyak mitra yang mau terlibat dalam dunia pendidikan,” tutur Dessy lagi. Lebih jauh Dessy menjelaskan, MSD adalah ajang untuk mendapatkan pemahaman bersama antara perguruan tinggi dengan para mitra dan calon mitra. MSD adalah kesempatan bagi kedua pihak untuk menyampaikan harapan maupun kontribusi masing-masing. (Humas LL6 | Tim KMM)