Previous slide
Next slide

PIP SEMARANG BERSAMA FORUM KOMUNIKASI (FORKOM) PERGURUAN TINGGI MARITIM SUKSES LAKSANAKAN WEBINAR NASIONAL PENINGKATAN SDM DI DUNIA MARITIM MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL

PIP Semarang bersama Forum Komunikasi (Forkom) Perguruan Tinggi Maritim Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat untuk pertama kali menggelar Webinar Nasional dengan tema Strategi Peningkatan Kualitas Lulusan Pendidikan Tinggi Vokasi Maritim dalam Menghadapi Persaingan Global.  Acara webinar diselenggarakan pada hari Sabtu(25/9) sekaligus meresmikan Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Maritim oleh Prof Dr Ir Muhammad Zainuri DEA selaku Kepala LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah yang juga menjadi pembicara. Hadir sebagai pembicara utama diantaranya Dr Benny Bandanadjaja ST MT sebagai Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Direktorat Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek. Juga pembicara Utama lainnya adalah perwakilan BPSDM perhubungan laut Capt Dr Tri Cahyadi MH MMar. Seminar nasional dibuka oleh Dr Capt Mashudi Rofik MSc selaku Direktur Politeknik Ilmu Pelayaran  Semarang. Beliau menyampaikan masih dalam semangat Hari Perhubungan Tahun 2021, dengan tema ‘Bergerak, Harmonikan Indonesia’ sesuai pesan Menteri Perhubungan, “Mari kita jadikan Harhubnas ini sebagai momentum agar kita terus berinovasi dan berkreasi menghadapi perubahan dan disrupsi yang terjadi. Kita harus mengubah mulai dari pola pikir, pola kerja, pola organisasi, reformasi digitalisasi, dan menciptakan etos kerja baru”. Oleh sebab itu, kualitas lulusan pendidikan tinggi vokasi maritim perlu terus ditingkatkan agar menjadi sumber daya manusia yang unggul dan mampu mengikuti perkembangan era digitalisasi.

Menurut Dr Benny bahwa pendidikan tinggi vokasi adalah pendidikan yang menyiapkan mahasiswa menjadi profesional dengan keterampilan atau kemampuan kerja tinggi. Dalam pembelajaran lebih banyak praktek daripada teori dengan perbandingan presentase 60% praktek dan 40% teori. Pendidikan vokasi menjadi lembaga yang mampu meningkatkan skill atau kemampuan seperti psikomotorik mahasiswa / lulusan dengan didukung oleh hardskill dan softskill yang baik. Maka dalam pelaksanaan pembelajaran praktek dilaksanakan baik di dalam kampus seperti di laboratorium / bengkel dan juga di luar kampus dengan teaching  factory seperti magang yang bekerja sama dengan pihak industri, instansi pemerintah, organisasi non pemerintah atau IDUKA lainnya. Tambahnya bahwa telah terjadi disrupsi Industri 4.0 dari kegiatan yang bersifat tradisional telah berubah kepada inovasi disruptif. Sehingga perkembangan sosial saat ini mengarah kepada Society 5.0 yaitu society yang berpusat pada manusia melalui integrasi sistem ruang siber dan ruang fisik. Sementara Prof Zain mengungkapkan tentang strategi peningkatan kualitas lulusan Pendidikan Tinggi Vokasi Maritim dalam menghadapi persaingan global. Dengan pendidikan yang mengarahkan kepada peningkatan akses, pemerataan mutu, dan relevansi pendidikan tinggi di seluruh wilayah Indonesia. Sistem dan proses pembelajaran pada perguruan tinggi mengarahkan kepada kemampuan 6 C yaitu Communication, Collaboration, Compassion, Critical thinking, Creative thinking,  Computation logic untuk HOTS (High Order Thinking Skills), Adaptive, Flexible, Leadership, Reading Skill, Writing Skill, himbauan penambahan SKS  Bahasa Inggris dan kemampuan IT. Beliau pun menambahkan program kampus yang dikembangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nadiem Anwar Makarim dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). MBKM bagi pendidikan tinggi bertujuan memenuhi tuntutan kebutuhan, menyiapkan mahasiswa dalam dunia kerja yang memiliki keterampilan multi disiplin ilmu, mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal, mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi bahkan luar PT, mendorong proses pembelajaran di PerguruanTinggi yang semakin otonom dan fleksibel, dan menciptakan kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Sehinggaa adanya perkawinan atau Link and Match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri / dunia kerja dalam penyusunan kurikulum bersama, adanya dosen tamu dari industri, terlaksananya program magang mahasiswa, adanya penyerapan lulusan, program beasiswa, Bridging Program yaitu magang dosen, sertifikasi kompetensi lulusan, bantuan peralatan, dan kegiatan Joint Research Terapan. Maka pernikahan dikatakan level sempurna jika terjalin kolaborasi antara Perguruan Tinggi dengan industri untuk menciptakan kurikulum program studi dengan kebutuhan yang ada di industri.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram