Previous slide
Next slide

4 Jenis Komunikasi Beracun Yang Perlu Anda Hindari dan Penangkalnya Untuk Membangun Komunikasi Yang Produktif

Penulis : Dr. Ir. Erry Ricardo Nurzal, M.T., M.P.A.
Blog : https://erry-ricardo.com/2021/01/25/4-jenis-komunikasi-beracun-yang-perlu-anda-hindari-dan-penangkalnya-untuk-membangun-komunikasi-yang-produktif/#.YA4maOgzbIV

Anda tahu bahwa kata-kata yang Anda ucapkan dapat berdampak pada audiens atau partner bicara Anda.

Misalnya, Anda mengatakan kepada rekan kerja Anda, “Kamu selalu terlambat untuk menyampaikan laporan yang telah kita sepakati. Kamu tidak dapat diandalkan”.

Contoh komunikasi yang Anda lakukan itu disebut sebagai komunikasi beracun.

Kenapa disebut sebagai komunikasi beracun ?

Karena apa yang Anda sampaikan itu dapat menimbulkan konflik dalam hubungan Anda sebagai hubungan antar manusia. Kata-kata yang Anda sampaikan dapat menimbulkan sakit hati pada partner bicara Anda dan keretakan hubungan antara Anda dengan dia.

Semua hubungan, bahkan yang paling sukses sekalipun, memiliki konflik. Itu tidak bisa dihindari. Yang penting adalah bagaimana Anda dapat mengelola konflik yang dapat memprediksi keberhasilan atau kegagalan suatu hubungan.

Hal yang sangat penting dalam mengelola konflik secara efektif adalah mengidentifikasi komunikasi beracun dan menemukan penangkalnya.

Untungnya, Dr. John Gottman, Professor Psikologi dari University of Washington telah melakukan penelitian selama lebih dari 40 tahun dan mewancarai lebih dari 3000 pasangan yang menemukan indikator yang menyebabkan kerusakan dari suatu hubungan.

Sekalipun penelitian dari Dr John Gottman dilakukan pada pasangan suami istri, tetapi hasil penelitiannya dapat Anda terapkan ketika Anda melakukan komunikasi dengan partner bicara Anda.

Ada empat hal yang dapat merusak suatu hubungan yang masuk dalam kategori komunikasi beracun dan cara menangkalnya.

Mari kita bahas satu per satu sambil menikmati secangkir kopi yang hangat.

Jenis Komunikasi Beracun dan Penangkal # 1 : Kritikan dan Gunakan Permulaan Yang Lembut

Keluhan berfokus pada perilaku tertentu, tetapi kritikan menyerang karakter seseorang. Kritikan dicirikan dengan penggunaan pernyataan “Kamu”.

Pernyataan ‘Kamu’ seringkali terdengar kasar. Sering kali terdengar seperti “Kamu selalu ….” atau “Kamu tidak pernah ….” atau “Kamu tidak …”

Ketika pernyataan “Kamu” digunakan, sering kali pernyataan tersebut terasa seperti serangan terhadap kepribadian Anda. Misalnya, “Kamu sangat malas!” “Kamu bukan orang yang baik!” “Kamu tidak pernah memikirkan siapa pun kecuali dirimu sendiri. Kamu egois.” “Kamu selalu terlambat. Kamu sangat tidak pengertian.”

Penangkal kritikan adalah mengeluh tanpa menyalahkan dengan menggunakan permulaan yang lembut. Hindari mengatakan “Anda” yang dapat menunjukkan kesalahan. Sebaliknya, bicarakan perasaan Anda menggunakan pernyataan “Saya” dan ungkapkan apa yang Anda butuhkan dengan cara yang positif.

Sederhananya, pikirkan dua hal berikut untuk merumuskan permulaan yang lembut, yaitu Apa yang saya rasakan ? dan Apa yang saya butuhkan ?

Dr. John Gottman menyarankan format “Saya merasa (menyisipkan kata emosi) tentang (masukkan deskripsi situasi – bukan deskripsi partner bicara Anda), dan yang saya butuhkan adalah (masukkan permintaan tindakan).”

Contoh kritikan dan penangkalnya :

Kritikan : “Kamu malas menyelesaikan laporan penjualan ini”

Penangkal : “Saya merasa bahwa laporan penjualan ini tidak diselesaikan dengan tepat waktu. Yang saya butuhkan adalah agar kita berbicara tentang bagaimana dapat menyelesaikan laporan penjualan ini dengan lebih cepat”.

Perhatikan bahwa penawarnya dimulai dengan “Saya merasa,” mengarah kepada “Saya membutuhkan”, dan kemudian dengan hormat meminta untuk memenuhi kebutuhan itu. Tidak ada kesalahan atau kritikan yang mencegah diskusi meningkat menjadi argumen.

Jenis Komunikasi Beracun dan Penangkal # 2 : Pembelaan Diri dan Ambil Tanggung Jawab

Pembelaan diri (defensive) didefinisikan sebagai perlindungan diri dalam upaya menangkal serangan yang dirasakan. Banyak orang menjadi defensive ketika dikritik. Tetapi, masalahnya adalah bersikap defensive tidak pernah membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Pembelaan diri dapat dilakukan dalam dua cara.

Pertama, serangan balik. Menghadapi kritikan dengan kritikan balasan. Misalnya, partner bicara Anda berkata, “Analisis penjualan kamu banyak yang tidak benar”. Anda melakukan serangan balik dengan mengatakan, “Anda seharusnya dapat memberikan data yang benar”.

Kedua, mengambil sikap korban dengan nada cengeng. Misalnya, rekan Anda berkata, “Analisis penjualan kamu banyak yang tidak benar”. Anda meresponsnya dengan berkata dengan nada cengeng, “Itu tidak adil. Saya dapat data dari Anda baru kemarin sore. Padahal, untuk mendapat analisis yang benar, saya butuh 2 hari untuk mengerjakannya”

Sikap defensive adalah cara menyalahkan partner bicara Anda. Anda mengatakan bahwa masalahnya bukan aku, tetapi masalahnya adalah kamu. Akibatnya, masalah tidak terselesaikan dan konflik semakin meningkat. Penawarnya adalah menerima tanggung jawab, meskipun hanya untuk sebagian konflik.

Contoh pembelaan diri dan penangkalnya :

Pembelaan diri (defensive) : “Bukan salahku kalau analisis penjualan yang saya hasilkan tidak benar. Itu salahmu, karena kamu memberikan memberikan data yang tidak valid”.

Penangkal : “Saya tidak suka menghasilkan analisis penjualan yang tidak benar. Saya akan berupaya untuk memeriksa apakah data yang digunakan valid atau tidak”.

Dengan mengambil tanggung jawab atas sebagian konflik, yaitu memeriksa validitas data, maka komunikasi yang akan mencegah konflik dapat dihindari dengan mengakui peran masing-masing dalam konflik tersebut. Dari sini, Anda dan partner bicara Anda dapat bekerja menuju suatu kompromi.

Jenis Komunikasi Beracun dan Penangkal # 3 : Penghinaan dan Bangun Budaya Penghargaan dan Respek

Penghinaan muncul dalam pernyataan yang berasal dari posisi superioritas dari partner bicara. Beberapa contoh penghinaan termasuk sarkasme, sinisme, menyebut nama, memutar mata, mencibir, ejekan, dan humor yang tidak menyenangkan. Penghinaan itu merusak hubungan. Karena itu, penghinaan harus dihindari dengan segala cara.

Penangkal penghinaan adalah dengan membangun budaya penghargaan dan rasa hormat dalam hubungan Anda.

Ada beberapa cara untuk melakukannya. Salah satunya adalah melakukan hal-hal kecil dengan sering. Jika Anda secara teratur mengungkapkan penghargaan, dan rasa hormat untuk partner bicara, maka Anda akan menciptakan perspektif positif dalam hubungan Anda yang bertindak sebagai penyangga perasaan negatif. Semakin positif perasaan Anda, semakin kecil kemungkinan Anda akan merasa atau mengungkapkan penghinaan.

Cara lainnya adalah tentang “rasio ajaib 5:1” dari interaksi positif ke negatif yang harus dimiliki dalam sebuah hubungan agar berhasil. Jika Anda memiliki lima interaksi positif untuk setiap satu interaksi negatif, maka Anda melakukan setoran rutin ke rekening bank emosional partner bicara Anda yang dapat menjaga hubungan Anda tetap baik dengannya.

Contoh penghinaan dan penangkalnya :

Penghinaan: “Anda lupa lagi untuk menyerahkan laporan dengan tepat waktu ? Ugh. Kamu sangat malas” (Memutar mata).

Penangkal: “Saya mengerti bahwa Anda sibuk akhir-akhir ini, tetapi bisakah Anda ingat untuk menyampaikan laporan dengan tepat waktu. Saya sangat menghargainya ketika Anda melakukan hal itu”.

Penangkal disini bekerja dengan sangat baik, karena mengungkapkan pemahaman langsung.  Anda menunjukkan bagaimana partner bicara Anda terlambat menyerahkan laporan, bukan karena kemalasannya, tetapi karena kesibukannya. Anda tidak membuat pernyataan menghina tentang partner bicara Anda atau mengambil posisi superior terhadap partner bicara Anda.

Sebaliknya, penawar ini adalah permintaan dengan hormat dan diakhiri dengan pernyataan penghargaan.

Jenis Komunikasi Beracun dan Penangkal # 4 : Penutupan Diri dan Lakukan Penenangan Diri

Menutup diri (stonewalling) adalah ketika seseorang menarik diri sepenuhnya dari pembicaraan dan tidak lagi menanggapi partner bicaranya. Ini biasanya terjadi ketika Anda merasa kewalahan secara emosional, sehingga reaksi Anda adalah menutup diri, berhenti berbicara, dan melepaskan diri.

Pada titik ini, Anda tidak dapat berpikir secara rasional atau logis. Apapun yang dikatakan pada saat ini hanya akan merusak percakapan dan hubungan Anda.

Penangkal dari menutup diri (stonewalling) adalah menenangkan diri secara fisiologis. Ini adalah upaya untuk menenangkan diri sendiri dan mungkin memperlambat percakapan saat Anda melakukan pernafasan yang dalam. Anda dapat melakukan istirahat selama 20 hingga 40 menit dimana Anda dapat berjalan-jalan, mendengarkan musik, membaca, berolahraga, bermeditasi atau meluangkan waktu untuk berpikir tentang apa yang sebenarnya ingin Anda ungkapkan.

Setelah Anda tenang adalah sangat penting untuk terhubung kembali dengan partner bicara Anda. Anda tidak harus melanjutkan percakapan Anda. Anda hanya perlu terhubung kembali.

Anda bisa mengatakan sesuatu seperti, “Maaf saya perlu istirahat dulu. Bisakah kita melakukan percakapan itu lagi setelah kita selesai makan siang ?”.

Kuncinya adalah terhubung kembali, bukan menghindari percakapan. Terhubung kembali menunjukkan kesediaan Anda untuk terus mengupayakan perbaikan komunikasi dan hubungan.

Demikianlah, 4 jenis komunikasi beracun yang perlu Anda hindari dan penawarnya untuk membangun komunikasi yang produktif.

Pertama, Kritikan dan Gunakan Permulaan Yang Lembut.

Kedua, Pembelaan Diri dan Ambil Tanggung Jawab.

Ketiga, Penghinaan dan Bangun Budaya Penghargaan dan Respek.

Keempat, Penutupan Diri dan Lakukan Penenangan Diri.

Keempat komunikasi beracun itu merupakan vicious cycle alias siklus yang berkelanjutan. Kritikan Anda menimbulkan sikap defensif dari partner bicara Anda. Sikap defensif dia membuat dia memandang rendah Anda yang kemudian berlanjut pada silent treatment alias partner bicara Anda tidak bicara dengan Anda.

Ketika Anda dan partner bicara Anda menggunakan 4 komunikasi beracun tersebut selama percakapan, maka konflik menjadi lebih memanas dan menyakitkan.

Sebaliknya, ketika Anda dan partner bicara Anda menggunakan penangkal sebagai gantinya, maka pembicaraan Anda menjadi lebih tenang dan partner bicara Anda merasa lebih terhubung di akhir pembicaraan. Oleh karena itu, gunakanlah penangkal tersebut dalam komunikasi agar Anda dapat mengelola konflik dalam komunikasi dengan partner bicara Anda.

Misalnya, segera setelah Anda mendapat kritikan atau penghinaan, maka ingatlah penawarnya. Waspadalah. Semakin Anda bisa menahan diri untuk melakukan 4 komunikasi beracun dan menggunakan penangkalnya sebagai gantinya, maka semakin besar kemungkinan Anda memiliki hubungan yang sehat dan bahagia dengan partner bicara Anda.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram