Adanya masa pandemi Covid-19 yang berlangsung lama memicu berbagai macam perasaan negatif seperti stress, takut, dan marah. Belum lagi ditambah dengan beban dan tekanan pekerjaan yang juga harus diselesaikan sesuai dengan tenggat waktu padahal banyak keterbatasan dan hambatan yang dialami dalam proses pelaksanaan kerja.
Hal ini tentu semakin memicu munculnya kondisi psikologis yang negatif dalam diri seseorang yang dapat mengakibatkan beberapa efek seperti mudah lelah, kurang konsentrasi, atau bahkan menjadikan tubuh kurang imunitas sehingga mudah terserang penyakit. Situasi dan kondisi ini dialami oleh semua orang, termasuk para guru dan siswa di sekolah menengah tingkat atas yang melakukan proses belajar mengajar secara daring.
Beban tugas dan pekerjaan guru sebagai pengajar dan pendamping bisa dirasakan semakin berat ketika para siswa mengalami masalah motivasi dan kejenuhan dalam belajar. Sedang dari siswa sendiri mengalami beban dan tekanan berupa tugas atau ujian yang akan dihadapi, baik ujian sekolah ataupun ujian masuk perguruan tinggi. Tak ayal situasi yang menjadi beban ini seringkali menimbulkan salah satu bentuk emosi negatif yaitu perasaan cemas. Cemas apakah tugas bisa diselesaikan, cemas apakah siswa bisa memahami dan melakukan tugas dengan baik, cemas apakah bisa lulus ujian terutama ujian masuk perguruan tinggi yang diminati.
Fakultas Psikologi Universitas Semarang (USM) melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berusaha menjawab dan mencari solusi dalam mengatasi masalah situasi tersebut. Tim PkM yang beranggotakan Markus Nanang Irawan BS SPsi MPsi Psikolog, Cristine Roselvia Tri A Spsi MPsi Psikolog, dan Gusti Yuliasih SPsi MSi serta dibantu Adhisty Wisudaningtyas, dan Irwan Desyantoro sebagai koordinator peserta dan pelaksanaan jaringan melaksanakan program pengabdian berupa pelatihan “Relaksasi Sederhana untuk Mengatasi Kecemasan” kepada 22 guru SMA Negeri 4 Semarang pada Kamis, (21/1) secara daring.
Pada sesi pembukaan, Gusti Yuliasih menjelaskan bahwa tujuan diadakannya pelatihan ini tidak saja mencari solusi mengenai masalah kecemasan atau beban yang dihadapi, tetapi juga diharapkan dapat menjadikan motivasi bagi guru untuk meningkatkan kinerjanya. Hal senada juga ditambahkan Nanang Irawan yang menjadi moderator kegiatan, “Tujuan program pelatihan tidak hanya meningkatkan motivasi saja, tetapi juga menjadi ajang inspirasi penyegaran yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa dalam mengatasi situasi negatif yang muncul, utamanya terkait dengan masalah kecemasan,” tutut Nanang.
Usai pembukaan, sesi dilanjutkan oleh Cristine Roselvia dengan paparan mengenai ciri kecemasan dan simulasi praktik relaksasi sederhana. Dalam pemaparannya mengenai manfaat relaksasi, Selvi, demikian panggilan akrabnya, menjelaskan bahwa teknik relaksasi berguna untuk mengendalikan emosi dan fisik dari keadaan terkait dengan kecemasan, ketegangan, stress, dan sebagainya.
Sesi diakhiri dengan evaluasi berupa sharing, tanya jawab, dan juga komentar dari peserta. Beberapa peserta seperti Dra Ambartatik Susilaningsih, Ahmad Hammam, dan Sunarmi SPd memberikan komentar yang positif yaitu meski proses simulasi tidak berlangsung lama, namun dapat memberikan penyegaran dan inspirasi yang nantinya dapat dibagikan kepada siswa ataupun orang di lingkungan sekitar, selain itu mereka berharap bahwa program pelatihan dapat berlanjut dengan materi atau tema lain yang juga dapat dipraktikkan secara langsung dan sederhana.