Sebagai bentuk pencegahan serta meminimalisasi penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) membentuk Gugus Tugas Covid-19.
Menurut Ketua Gugus, Prof Dr dr EM Sutrisna MKes, gugus tugas Covid-19 yang dibentuk 1 Desember 2020 tersebut mengemban tugas penting yakni mencegah transmisi Covid-19 di lingkungan UMS.
“Tugas dari kami ini selain mencegah transmisi Covid-19 di lingkungan UMS, juga merawat civitas akademika yang sudah terpapar Covid-19 agar mereka tetap sehat dan sembuh seperti sedia kala,” tuturnya.
Adapun langkah-langkah yang akan diambil, kata Sutrisna, yakni akan melakukan Rapid Test massal di kampus yang dilaksanakan secara bergiliran sesuai dengan jadwalnya pada tiap-tiap Unit, Biro ataupun Fakultas yang dimulai pada 21 Desember 2020 sampai dengan 12 Januari 2021.
Sutrisna melanjutkan, dari hasil rapid test tersebut kemudian dilakukan pendataan. “Usai rapid test, mereka yang reaktif akan kita mapping. Kalau reaktif nya karena terkontak dengan yang positif Covid-19 maka akan langsung dilakukan tes swab atau swab-PCR. Akan tetapi kalau bukan karena terkontak dengan positif Covid maka cukup isolasi (karantina) saja,” ujarnya.
Guna keperluan karantina, pihak kampus juga menyediakan lokasi jika yang bersangkutan membutuhkan tempat. “Untuk isolasi (karantina) itu bisa dilakukan mandiri baik di kos atau rumah masing-masing. Namun jika tidak memungkinkan maka kami sudah menyiapkan dua lokasi milik kampus yakni Wisma Sehat yang berada di Ramayana dan Kampus UMS Radjiman yang berada di Jl. Radjiman, Laweyan Solo,” kata dia.
Ketika ditanya, bagaimana dengan logistik para civitas akademika yang sedang karantina, Sutrisna menjawab dengan lugas bahwa semua akan dibantu UMS. “Semuanya akan ditanggung oleh UMS termasuk vitamin-vitamin yang dibutuhkan.”.
Teknisnya, kata Sutrisna, terkonfirmasi covid mengisi google form yang sudah disediakan Gugus Tugas. Setelah data diverifikasi nanti akan dihubungi oleh tim gugus Tugas Covid untuk tindakan selanjutnya.
“Ke depan langkah taktis yang akan kita ambil yakni pertama, menyamakan persepsi mengenai apa itu Covid-19, ini penting banget karena kalau persepsi kita tidak sama akan sulit untuk berjalan bersama. Kedua, rapid test massal. Ketiga, Pemetaan (mapping) Rapid Test yang terkonfirmasi reaktif dan yang ke empat yakni promosi kesehatan akan semakin digencarkan,” jelas Sutrisna.