Era digitalisasi telah membawa dampak signifikan terhadap tata kelola dunia perhotelan dan pariwisata, serta tidak dipungkiri semakin berkembang pula jenis pekerjaan baru. Dengan demikian, mahasiswa di bidang Perhotelan dan Pariwisata tidak hanya dituntut kreatif, tetapi juga harus inovatif dengan pengayaan di sejumlah sektor.
“Kurikulum yang digunakan STIEPARI Semarang perlu adaktif dalam memanaj berbagai perubahan yang ada, tidak lain untuk menyiapkan calon lulusannya agar memiliki kemampuan berbagai kompetensi keahlian. Hal ini penting, mengingat saat ini dunia kerja bidang pariwisata khususnya perhotelan telah mensyaratkan bagi para pencari kerja minimal menguasai 3 (tiga) bidang kompetensi keahlian.”
Pernyataan Dr. Dicky Sumarsono selaku praktisi dan pengelola puluhan hotel di Bali tersebut disampaikan saat menjadi narasumber dalam seminar melalui daring, pada rangkaian Dies Natalis ke-50 STIEPARI Semarang, bertajuk Pengembangan Kurikulum, Program Studi Menuju STIEPARI Ungul, yang berlangsung secara daring maupun luring di hotel Grasia, Sabtu (28/11/2020).
Dicky mengatakan, masih sangat memungkinkan bagi mahasiswa STIEPARI menciptakan konsep dan melakukan riset mengenai hotel dan pariwisata. Begitu pula kampus saat berakselerasi, hendaknya senantiasa berpedoman pada penggunaan kurikulum yang adaptif dan mampu menjawab tantangan. Menurutnya, lebih praktis jika perkuliahan progdi pariwisata maupun perhotelan lebih mengedepankan praktek, dengan prosentase 70% untuk praktek dan 30% nya untuk teori.
“Bekerja di hotel tidak lepas dari penggunaan piranti digitalisasi. Produk-produk yang dimiliki pihak hotel penjualannya melalui online, marketing melalui media medsos, juga dalam membangun jejaring.” ungkapnya
Agar mahasiswa STIEPARI lebih mudah adaptif dengan dunia digital, maka kampusnya harus memiliki akun media sosial seperti instragram, facebook, twitter maupun website google business. Pada sisi lain, setelah lulus mahasiswa diarahkan agar tidak hanya bekerja di lingkup perhotelan, tetapi juga dapat melakukan wirausaha.
Terkait hal tersebut, Ketua STIEPARI Dr. Samtoso, SE.M.Si menjelaskan, era revolusi industri 4.0 menuntut perguruan tinggi menyiapkan lulusan yang siap kerja. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum prodi pariwisata dan perhotelan sangat diperlukan.
“Kami menggembangkan prodi Pariwisata, Perhotelan, dan Manajemen. Untuk perhotelan, kami sudah menjalankan regulasi sesuai arahan Kemendikbud, yakni mengimplementasikan Kampus Merdeka berupa pola magang, satu semester di luar negeri dan satu semester di dalam negeri. Sedangkan mengenai kurikulum, kita sesuaikan dengan tuntutan dunia industri,” katanya
Sementara itu, Plt. Kepala LLDIKTI Wilayah VI, Dr Lukman ST MHum dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Sumarno SE MSi menuturkan, fenomena yang mengemuka di era 4.0 adalah adanya perubahan yang begitu cepat, sulit diprediksi, semakin rumit (kompleks), dan multi tafsir.
“Penguatan yang perlu dilakukan perguruan tinggi dalam memenangkan kompetisi di dunia kerja bagi lulusannya adalah dengan melakukan penguatan daya juang, kreativitas, serta kolaborasi dalam membangun jejaring,” tandasnya.