Penulis : Dr. Ir. Erry Ricardo Nurzal, M.T., M.P.A.
Blog : https://erry-ricardo.com/2020/09/21/tiga-sumber-kekawatiran-ketika-anda-presentasi-dan-cara-mengatasinya/#more-1488
Ketika saya memberikan paparan pada acara Workshop Kiat Sukses Presentasi dan Public Speaking di LLDikti Wilayah VI secara daring pada hari Sabtu yang lalu tanggal 19 September 2020, ada satu pertanyaan yang menarik yang diajukan oleh audiens.
Pertanyaannya adalah apakah cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kekawatiran ketika presentasi ?
Itu pertanyaan yang menarik untuk dibahas.
Grogi dalam presentasi itu merupakan suatu hal yang wajar. Bahkan, presenter kelas dunia pun seperti Steve Jobs yang penyampaian presentasinya sangat menarik dan inspiratif, juga mengalami grogi ketika presentasi.
Fakta ini menunjukan bahwa kita tidak sendiri mengalami kecemasan ketika presentasi.
Prof. Matt Abrahams yang mengajarkan Komunikasi Strategik pada Sekolah Pascasarjana Bisnis di Stanford University dan Keterampilan Presentasi untuk Program Studi Berkelanjutan di Stanford University mengatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan mengungkapkan, 85% orang merasa gugup dalam berbicara. Dan sejujurnya, dia mengatakan bahwa 15% lainnya berbohong.
Tentu saja, kita harus mengatasi kekawatiran dalam presentasi. Kita harus mengelola kecemasan kita, sehingga kita dapat mencapai tujuan presentasi kita.
Kekawatiran sebenarnya membantu. Hal ini karena kekawatiran memberi energi pada kita dan membantu kita fokus. Kekawatiran memberitahu kita apa yang kita sampaikan dalam presentasi itu penting.
Tetapi, kita harus mengelolanya, bukannya grogi yang malah menekan kita. Mengelola kecemasan dalam presentasi tidak hanya membantu kita menjadi merasa lebih percaya diri, tetapi juga membantu audiens kita untuk mendapatkan pesan yang kita sampaikan.
Prof. Matt Abrahams dari Stanford University menjelaskan ada 3 sumber kekawatiran dalam presentasi dan cara mengatasinya.
Mari kita bahas satu persatu.
Sumber Kekawatiran #1 : Berasal dari Situasi
Sumber kekawatiran pertama adalah apa yang disebut dengan kecemasan yang berasal dari situasi. Kita gugup untuk berbicara, karena konteks atau situasi yang kita hadapi.
Misalnya, Anda sedang duduk dengan sekelompok teman dan Anda berbicara tentang beberapa topik yang menarik.
Namun, jika saya mendatangi Anda dan berkata oh permisi … kedengarannya sangat menarik. Saya punya waktu sekitar satu jam untuk memperkenalkan Anda. Maukah Anda berbicara selama lima menit di depan beberapa ratus orang untuk saya ? Pada saat itu, Anda mungkin menjadi sangat gugup.
Anda gugup, bukanlah karena topiknya. Anda gugup, karena tempat Anda melakukan presentasi. Para akademisi memberi tahu kita bahwa salah satu sumber kecemasan adalah situasinya dan mereka menyarankan bahwa alasan situasi membuat kita gugup adalah karena kita melihatnya sebagai performance yang kita lihat sebagai cara yang benar dan cara yang salah untuk menyampaikan ide kita.
Itulah mengapa mereka menyebutnya kekawatiran performance. Aktor dan penyanyi, mereka mengalami kecemasan performance, karena ada cara yang benar dalam berakting dan bernyanyi. Mereka kawatir melakukan kesalahan, karena cara yang mereka gunakan tidak tepat.
Hal yang menyenangkan tentang berbicara adalah tidak ada cara yang benar dan tidak ada cara yang salah. Yang ada adalah cara yang lebih baik dan cara yang lebih buruk. Tetapi, tidak ada satu cara yang benar.
Jadi yang ingin kita lakukan adalah melepaskan diri dari kekawatiran performance. Kita perlu keluar dari kekawatiran performance.
Kita harus melihat presentasi sebagai percakapan. Jadi, kita perlu melakukan pembingkaian ulang secara kognitif tentang presentasi.
Kebanyakan dari kita tidak gugup, ketika melakukan percakapan. Jadi, kita perlu membuat presentasi kita menjadi sebuah percakapan.
Bagaimana kita dapat melakukannya ?
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan.
Pertama, berlatih secara percakapan saat Anda mempraktekan presentasi. Tempatkan diri Anda dalam lingkungan fisik seperti yang Anda lakukan saat Anda melakukan percakapan. Lakukan di sekitar meja makan. Lakukan di sekitar meja kopi. Duduk dan bicarakan topik yang ingin Anda sampaikan.
Kedua, gunakan bahasa percakapan. Banyak pembicara yang merasa bahwa ketika berbicara mereka harus menggunakan bahasa yang formal. Misalnya, Anda mengatakan “seseorang harus mempertimbangkan akibatnya jika melakukan … “. Itu bukan cara kita berbicara dalam percakapan.
Sebaliknya, Anda dapat mengatakan “hal-hal seperti ini penting bagi Anda … “. Gunakan inclusive language seperti Anda atau Kita. Penggunaan kata-kata tersebut menunjukan bahwa Anda bercakap-cakap dengan audiens Anda.
Dan, cara terakhir, Anda dapat menggunakan pertanyaan. Anda bisa menggunakan pertanyaan retoris dimana Anda tidak mengharapkan jawaban. Dengan pertanyaan, Anda mengundang dialog dan percakapan merupakan sebuah dialog.
Sumber Kekawatiran #2 : Berasal dari Audiens
Sumber kekawatiran yang kedua berasal dari audiens. Mereka bervariasi dalam aspek pengetahuan tentang topik Anda, posisi mereka atas diri Anda, dan hubungan mereka dengan orang lain yang ada di dalam ruangan presentasi. Hal itu yang membuat Anda gugup.
Teknik yang paling berhasil dan telah dipelajari lebih lama untuk mengatasi kekawatiran yang berasal dari audiens adalah dengan melakukan visualisasi.
Visualisasi adalah dimana Anda melihatnya dalam pikiran Anda. Anda tidak benar-benar melakukannya.
Sebelum presentasi, Anda dapat membayangkan bahwa Anda memberikan presentasi untuk membantu audiens Anda agar hidup mereka menjadi lebih berharga dan bermanfaat. Dengan membayangkan seperti itu untuk presentasi Anda, maka Anda akan merasa lebih nyaman dan tidak merasa cemas dalam presentasi Anda.
Sumber Kekawatiran #3 : Berasal dari Tujuan
Sumber kekawatiran yang ketiga berasal dari ketakutan yang muncul dari tujuan yang ingin dicapai oleh presentasi Anda.
Tujuan itu, misalnya, untuk mengkomunikasikan ide untuk memotivasi audiens agar tidak dipecat dengan melakukan suatu upaya untuk mendapatkan nilai kinerja yang baik. Perhatikan bahwa tujuan itu menurut definisinya terfokus pada masa depan. Perhatian pada masa depan itulah yang membuat Anda gugup.
Karena itu, untuk mengatasi kekawatiran yang berasal dari tujuan, maka Anda perlu merubah orientasi. Ubahlah orientasi Anda menjadi saat ini. Jika Anda berorientasi pada saat ini, maka Anda tidak peduli tentang konsekuensi masa depan.
Untuk merubah orientasi Anda menjadi saat ini, maka Anda bisa melakukan hal-hal sederhana. Misalnya, melakukan hitung mundur dengan mengatakan dalam hati dari angka 100 sampai angka tertentu (misalnya 70). Itu akan membawa Anda pada orientasi saat ini.
Prof. Matt Abrahams menyarankan untuk melakukan tongue twister. Tongue twister adalah serangkaian kata atau kalimat yang memiliki bentuk dan pengucapan yang hampir sama. Biasanya, tongue twister bisa berisi kata-kata bermakna yang berbeda, tetapi susunan hurufnya nyaris sama. Anda dapat mengatakan : “I slit a sheet. A sheet I slit. And, on that slitted sheet, I sit”.
Selain tongue twister akan membantu untuk menyiapkan suara Anda, tounge twister juga membantu Anda menjadi berorientasi pada saat ini, sehingga Anda tidak terlalu khawatir tentang konsekuensi dari tujuan presentasi Anda.
Keuntungan lain dengan melakukan tongue twister adalah Anda melakukan verbalisasi.
Presenter yang gugup sering tidak berlatih dengan keras. Mereka berlatih di kepala mereka. Tounge twister tidak hanya dapat menghangatkan suara Anda, tetapi juga membuat Anda berbicara secara verbal yang dapat mengatasi kekawatiran yang berasal dari tujuan yang membuat Anda menjadi berorientasi pada saat ini.
Demikianlah, 3 sumber kekawatiran ketika Anda presentasi dan cara mengatasinya. Pertama, kekawatiran yang bersumber dari situasi yang mana Anda dapat membingkai ulang situasi presentasi yang bersifat performance menjadi presentasi yang bersifat percakapan.
Kedua, kekawatiran yang berasal dari audiens yang mana Anda dapat melakukan visualisasi dari presentasi Anda dengan membayangkan bahwa apa yang Anda sampaikan sangat bermanfaat untuk mengubah hidup audiens Anda menjadi lebih baik.
Ketiga, kekawatiran yang berasal dari tujuan yang mana Anda dapat merubah orientasi masa depan menjadi orientasi saat ini dengan melakukan tounge twister dengan mengatakan “I slit a sheet. A sheet I slit. And, on that slitted sheet, I sit.” Gunakan teknik-teknik tersebut untuk mengelola kecemasan Anda pada presentasi selanjutnya ketika Anda mengalami grogi.