Pertambahan jumlah produk hasil industri terus meningkat seiring naiknya kebutuhan masyarakat. Proses produksi memerlukan pabrik sebagai tempat pembuatan dan pengolahan bahan-bahan yang pada akhirnya memunculkan limbah pabrik. Limbah tersebut berpotensi mencemari lingkungan jika tidak diatasi dengan baik.
Salah satu cara mengurai limbah ialah dengan proses bioremediasi, yang artinya pemanfaatan mikroba di bidang lingkungan, terutama untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Hal itu disampaikan oleh Dr Endah Rita Sulistya Dewi SSi MSi dalam acara bedah buku karyanya yang berjudul “Bioremidiasi: Mikroorganisme sebagai Fungsi Bioremediasi pada Perairan Tercemar”, yang diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan di Perpustakaan UPGRIS, pada hari Selasa (4/8).
“Bagi para industriawan, mikroorganisme bisa digunakan sebagai bahan menetralkan pencemaran tersebut. Dengan biaya murah dan mudah diaplikasikan,” ungkap dosen Universitas PGRI Semarang ini. Ia juga menambahkan, bioremidiasi bisa digunakan misalnya untuk penetralan limbah dari pabrik tahu dan limbah cair lainnya. Proses ini akan membuat pencemaran lingkungan jadi berkurang. Rita juga menambahkan, buku yang dasarkan pada desertasi doktoral Ilmu Lingkungan di Undip tahun 2016.
Menurut Dr Ary Susatyo Nugroho SSi MSi selaku pembedah dalam acara tersebut menyebut, buku tersebut memuat hasil penelitian bioremidiasi. “Buku ini sangat fokus terhadap persoalan yang spesifik. Bukunya pun sangat cermat membahas persoalan bioremidiasi,” ungkapnya. Selain itu, menurut Ary, buku ini sangat cocok jadi bacaan bagi mahasiswa biologi secara umum, serta pengusaha yang memperhatikan dan peduli terhadap isu lingkungan.
Sementara itu, moderator dalam diskusi tersebut, M Anas Dzakiy SSi MSc menganggap buku bioremediasi menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang upaya pencegahan pencemaran lingkungan dari limbah pabrik. “Buku ini sudah memberikan klu konsep untuk menanggulangi sampah-sampah industrial menggunakan mikroorganisme. Ini penting karena seiring perkembangan zaman akan terus bertambah residu dari pabrik yang harus dicarikan solusinya,” tambahnya.