Previous slide
Next slide

Optimalisasi Kesehatan Ibu Nifas dan Bayi baru lahir pada masa Pandemi Covid-19

Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Harapan Bangsa (UHB), melalui prodi D3 Kebidanan menyelenggarakan webinar tentang optimalisasi kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir pada masa Pandemi Covid-19, di ruang rapat Gedung D, Senin (8/6).

Empat orang akademisi dan praktisi yang menjadi narasumber yakni Intan Kusuma Wardani, M.Psi (psikolog), Nurkhalipah Diny, ST (Ketua Divisi Edukasi dan Layanan Publik AIMI Purwokerto), Susilo Rini, SST, M.Kes, CPHCT (Ketua Prodi D3 Kebidanan UHB), Harisma Ghartika, Amd. Keb (Alumni UHB, Bidan Praktisi).

Webinar diikuti sekitar 1600 peserta, tidak hanya dari Indonesia peserta juga datang dari Timor Leste. Selain melalui aplikasi zomm, webinar juga ditayangkan secara live streaming di akun Youtube UHB.

Intan Kusuma Wardani memaparkan, pertolongan pertama untuk mengatasi stres pada ibu nifas, dapat dilakukan dengan look, listen, dan link. “Tanpa memaksa pasien untuk berbicara menceritakan masalahnya dengan melibatkan kerjasama keluarga,” ujar Intan.

Sementara, Nurkhalipah Diny menerangkan bahwa, panduan yang harus diterapkan bagi ibu positif Covid-19 saat menyusui dengan cara ibu harus selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama empat puluh detik pada waktu-waktu penting termasuk sebelum dan sesudah kontak dengan bayi. Secara rutin membersihkan permukaan yang tersentuh oleh ibu di rumah dan sekitarnya dengan menggunakan sabun dan air. “Ibu menggunakan masker saat menyusui atau merawat bayi, Ibu dengan bayinya harus menjaga jarak fisik dari orang lain minimal 1 meter dan menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut,” terangnya.

Narasumber lain, Susilo Rini mengatakan, ada banyak Evidence Based Kebidanan yang dapat digunakan untuk mengotimalkan asuhan nifas dimasa pandemi seperti, pijat oksitosin, tehnik Marmet, posisi menyusui biologic nurtuling baby, postpartum massage dan lain sebagainya. “Yang membantu meningkatkan produksi ASI, mempercepat proses involusi uterus, menurunkan stres, meningkatkan imun tubuh ibu dan bayi, mengurangi nyeri postpartum, dan lain-lain”.

Menurut Harisma Ghartika, upaya pencegahan umum, pada bayi baru lahir yang rentan terhadap infeksi virus COVID-19 dikarenakan belum sempurna fungsi imunitasnya, bayi baru lahir dari ibu yang bukan Orang Dalam Pantauan (ODP), Pasien Dalam Pantauan (PDP) atau terkonfirmasi COVID-19 tetap mendapatkan pelayanan neonatal esensial saat lahir (0 – 6 jam), bayi baru lahir dari ibu ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID-9, tidak dilakukan penundaan penjepitan tali pusat (Delayed Chord Clamping), bayi dikeringkan seperti biasa.

Bayi baru lahir segera dimandikan setelah kondisi stabil, tidak menunggu setelah 24 jam tidak dilakukan IMD. Sementara pelayanan neonatal esensial lainnya tetap diberikan. “Bayi lahir dari Ibu ODP, dapat dilakukan perawatan RAWAT GABUNG di RUANG ISOLASI KHUSUS COVID-19 dan Bayi lahir dari Ibu PDP/ terkonfirmasi COVID-19 dilakukan perawatan diruang ISOLASI KHUSUS COVID-19, terpisah dari ibunya (TIDAK RAWAT GABUNG),” paparnya.

Oktavianus, salah satu peserta webinar dari Timor Leste berharap adanya webinar tentang optimalisasi kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir pada masa pandemi Covid-19 dapat menjadi pengetahuan bagi peserta dan masyarakat pada umumnya. “Webinar optimalisasi ibu nifas dan bayi baru lahir ini sangat bagus dan informatif di masa pandemi Covid-19. Sehingga, setiap peserta dapat menyebarluaskan pengetahuan ini kepada masyarakat lainnya agar dapat membantu masyarakat supaya bayi yang baru lahir beserta ibunya tetap selamat,” harapnya.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram