Pria kelahiran Klaten, 10 November 1962 yang memiliki gelar dan nama lengkap Prof. Ir. Sarjito, M.T.,Ph.D tersebut, dikukuhkan sebagai Profesor bidang ilmu Teknik Mesin (Konservasi Konveksi Energi) di Fakultas Teknik/Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Pada Sidang Terbuka Senat yang berlangsung di Aula kampus UMS, Sarjito menyampaikan pidato pengukuhan bertemakan Peran Komputasi dan Simulasi Numerik untuk Peningkatan Efisiensi dalam Pemanfaatan Energi. Tampak hadir salah satu pejabat dari Kemendikbud, Kepala LLDIKTI VI Jateng Prof. DYP.Sugiharto, pejabat dari kalangan Muhammadiyah.
Dikatakan oleh Sarjito bahwa energi fosil telah menjadi issue global dimana akan terjadi kelangkaan secara global pula, sehingga usaha konservasi sudah harus menjadi kesadaran dengan mengekplorasi sumber-sumber lain.
Menurutnya, sumber energi yang dapat diperbarui atau terbarukan dan dapat digunakan tanpa timbulnya sebuah kekawatiran akan habis, antara lain energi surya matahari, energi panas bumi, energi angin, energi biomassa, energi gas alam, energi air, dan energi pasang surut.
Sarjito mengungkapkan, sumber energi tak terbarukan jumlahnya begitu terbatas dan tidak dapat diperbarui walaupun ada yang dapat diperbarui, namun butuh waktu lama. Sumber energi tak terbarukan saat ini masih menjadi sumber energi utama yang banyak dipakai, meskipun tidak sedikit pihak yang sudah mensubstitusinya menggunakan sumber energi alternatif.
“Sumber energi tak terbarukan meliputi sumber energi yang berasal dari fosil dan mineral alam. Sumber energi yang berasal dari fosil dapat diupayakan diperbarui, namun butuh waktu jutaan tahun. Sedangkan sumber energi yang berasal dari mineral alam dapat dimanfaatkan menjadi sebuah sumber energi yang melalui banyak proses.” jelas Doktor lulusan University of Kingston, UK tersebut.
Perjalanan karier Sarjito sebagai dosen tetap di UMS telah melakukan berbagai riset mengenai energi. Ditegaskan, energi begitu penting dalam kehidupan, mengingat energi merupakan sumber tenaga bagi kehidupan sehari-hari.
“Kebutuhan energi adalah linier dengan besarnya populasi penduduk sebuah negara, sebab pada dasarnya manusia bergantung pada energi yang utamanya bergantung pada sumber daya alam. Pemakaian energi secara rutin, tanpa disadari akan berkurang, rusak bahkan habis.” katanya mengingatkan.