Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mam’baul’Ulum Surakarta (STIKESMUS) dalam waktu dekat akan membuka prodi baru Keperawatan jenjang program Sarjana (S1). Menurut Ketua STIKESMUS Sri Iswahyuni, S.Kep., Ns., M.Kes. saat ini prosesnya sudah di Kemenristekdikti, tinggal menunggu turunnya SK.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini SK prodi baru Keperawatan S1 segera dapat kami terima. Meskipun perkuliahan tahun ajaran baru 2019/2020 akan kita mulai pada September 2019, kami akan tetap berupaya melakukan penerimaan mahasiswa baru untuk prodi tersebut.”
Hal ini disampaikan Sri Iswahyuni usai mewisuda lulusannya dari prodi Keperawatan (DIII) dan Kebidanan (DIII) yang berlangsung di Grha Saba Buana, Kamis (15/8).
Ia mengatakan, meskipun nanti waktunya mepet saat melakukan rekruitmen mahasiswa baru, namun dirinya optimis bahwa target satu kelas dengan jumlah 30 mahasiswa akan terpenuhi.
“Banyak dari alumni Keperawatan DIII kami yang menanyakan kapan prodi baru Keperawatan S1 mulai di buka, karena tidak sedikit dari lulusan kami yang berkeinginan melanjutkan kejenjang Sarjana.” ungkapnya
Pada aspek yang lain Sri Iswahyuni menjelaskan, untuk jangka panjang atau paling lama di 2025 STIKESMUS akan melakukan progress berupa perubahan bentuk menjadi universitas melalui penggabungan.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah VI Jateng Prof. Dr. DYP. Sugiharto dalam pengarahannya saat hadir di acara wisuda menuturkan, Sekolah Tinggi merupakan bentuk perguruan tinggi yang kewenangannya tidak berbeda dengan Universitas. Bedanya, Universitas berbagai bidang ilmu, sedangkan Sekolah Tinggi seperti STIKESMUS hanya sebatas bidang ilmu Kesehatan.
“Untuk bidang ilmu Kesehatan, Sekolah Tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik S1, S2, S3 dan Vokasi DIII serta DIV maupun Profesi, begitu pula dapat menyelenggarakan pendidikan Spesialis, tetapi hanya khusus bidang kesehatan ” paparnya
Pada prinsipnya kami mendukung sepenuhnya rencana pengembangan program studi baru, termasuk nanti saatnya program-program profesi, karena institusi ini sudah memiliki kewenangan untuk melaksanakan hal tersebut.
“Dalam hal ini, dukungan sumber daya sangat perlukan, sehingga support untuk peningkatan kualifikasi dosen pada latar belakang pendidikan Doktor dan peningkatan JAFA dosen menjadi sangat diperlukan untuk dipercepat.” tegas Prof. DYP. Sugiharto.